Tak
Terlupakan
Oleh : Shafira Aulia Fitri
Oleh : Shafira Aulia Fitri
CERPEN,Part .1
Ibu, pahlawan terhebat dalam hidupku. Guru terbaik yang
mengajariku. Cahaya terang dalam gelapku. Kehangatan dalam dinginku. Sumber kasih
sayang terbesar untukku. Ibu, malaikat cantik yang dikirim Tuhan untukku, membimbingku,
melindungiku, mengasihiku, dan menyayangiku sepanjang waktu.
Dini hari tepat pukul 05.30 WIB, terdengar sebuah suara
yang langsung membuatku sadar bahwa itu adalah suara telefon dari ponsel
kesayanganku, aku yang sedang merapikan diri di depan cermin sontak berlari
menuju kasur tempat ponselku berada. Kuambil ponselku tersebut dan benar saja,
ada sebuah panggilan masuk yang berasal dari ibuku. Kutekan simbol berwarna
hijau untuk menerima panggilan.
“Halo assalamualaikum.
Ya, Ma?” ucapku memulai obrolan.
“Wa’alaiakumussalam,
Kak. Acara nanti malam jadi?” tanyanya.
“Jadi, Ma, kenapa?” jawabku singkat.
“Pulangnya jam berapa? Sama siapa pulangnya?”
“Kalau nggak salah acaranya selesai jam sebelasan, Ma.”
“Jam sebelas? Kok malam banget? Terus pulangnya bareng
siapa?”
“Iya memang acaranya sampai malam. Nah itu, aku nggak tau
pulangnya sama siapa.”
“Kok gitu sih, Kak, mestinya sudah direncanakan jauh-jauh
hari, Sampean pulangnya bareng siapa,
kalau kayak gini mama jadi khawatir.”
“Rencanaku, aku mau pulang bareng temenku, Ma.”
“Ya sudah, nanti mama telfon lagi, ini adikmu nangis mungkin
dia masih ngantuk, jangan lupa salat, jaga kesehatan, jangan lupa makan ya,
Kak, assalamualaikum.”
“Wa’alikumussalam.”
Itulah ibuku, orangnya cerewet tapi penuh perhatian juga
penyayang tentunya. Aku tinggal berjauhan dengannya, juga ayah dan kedua adikku
yang masing-masing berumur dua dan sebelas tahun. Aku tinggal di kota untuk
bersekolah sedangkan keluarga kecilku tinggal di desa, tempat di mana aku lahir
dan dibesarkan. Di kota, aku tinggal di rumah paman yang berjarak kurang lebih
dua kilometer dari sekolahku. Sekarang aku kelas sepuluh di SMA ternama di
kotaku.
BERSAMBUNG